WELCOME TO JAVA ISLAND          WELCOME TO JAVA ISLAND          WELCOME TO JAVA ISLAND          WELCOME TO JAVA ISLAND          WELCOME TO JAVA ISLAND          WELCOME TO JAVA ISLAND          WELCOME TO JAVA ISLAND          WELCOME TO JAVA ISLAND          WELCOME TO JAVA ISLAND          WELCOME TO JAVA ISLAND          WELCOME TO JAVA ISLAND          WELCOME TO JAVA ISLAND         



Beri komen pada berita yang anda senangi
          dan jadikan berita anda menjadi berita paling populer di blog ini 

Minggu, 12 September 2010

Peringati 9/11, Obama Minta Warga Amerika Toleran

WASHINGTON - Presiden AS Barack Hussein Obama kembali angkat suara soal polarisasi tajam di kalangan warganya soal Islam. Presiden kulit hitam pertama di AS itu menegaskan bahwa Islam bukan musuh, termasuk bagi rakyat Amerika.

Hal itu disampaikan Obama kemarin (11/9) bersamaan dengan peringatan ke-9 tragedi 11 September atau yang lebih populer dengan 9/11 tersebut.

Upacara peringatan berlangsung di sejumlah tempat untuk mengenang dan menghormati sekitar 3 ribu korban jiwa dalam tragedi itu.

Empat pesawat yang dibajak para teroris menghantam dua menara kembar WTC di New York, gedung Departemen Pertahanan AS (Pentagon) di luar Kota Washington DC, serta ladang di pinggiran Pennsylvania pada 11 September 2001.

Obama hadir dalam upacara sekaligus peringatan di Pentagon. Selain mengheningkan cipta, presiden yang pernah tinggal di Indonesia saat kecil tersebut meletakkan karangan bunga.

Saat memberikan sambutan, Obama mengingatkan bahwa pada pagi yang mengerikan sembilan tahun lalu, sekelompok orang yang memutarbalikkan dan mengatasnamakan agama menyerang AS. Tujuannya, kata dia, meruntuhkan moral rakyat Amerika dan memecah-belah negaranya.

''Hari ini kita maklumatkan sekali lagi bahwa kita tidak akan pernah membiarkan mereka (teroris, Red) menang... Sebab, tujuan kita jelas, semangat kita kuat, dan tekad kita juga teguh,'' tegas Obama. Teror di Pentagon saat itu menewaskan 184 orang.

Obama juga menggarisbawahi sikapnya terhadap Islam dan mendesak rakyatnya agar bersikap toleran. ''Sebagai rakyat Amerika, kita tidak akan dan tidak pernah memerangi Islam,'' seru Obama. ''Bukan agama itu (Islam, Red) yang menyerang negeri kita pada 11 September itu. Pelakunya adalah Al Qaidah yang sengaja memutarbalikkan agama,'' lanjutnya.

Obama pun mendesak warga Amerika agar tidak menyerah pada kebencian dan prasangka. Pernyataan tersebut dilontarkan di tengah kontroversi tajam seputar ancaman seorang pendeta di Florida untuk membakar kitab suci Alquran sebagai peringatan tragedi 9/11. Selain itu, muncul perdebatan alot soal rencana pembangunan masjid dan Islamic Center sekitar dua blok atau 180 meter dari Ground Zero (lokasi bekas menara kembar WTC) di New York.

Protes atas rencana pembangunan masjid di dekat Ground Zero dan ancaman pembakaran Alquran telah memicu reaksi luas di kalangan dunia Islam. Unjuk rasa kecaman terjadi di banyak negara berpenduduk Islam, termasuk Indonesia.

Dalam pidato melalui radio, Obama menyinggung atmosfer politik itu di negaranya. ''Saat ini adalah masa sulit bagi negara kita. Seringkali dalam saat-saat seperti itu sejumlah pihak berupaya menyulut api untuk memecah-belah kita atas dasar perbedaan kita. Juga, membutakan kita terhadap kesamaan yang kita miliki,'' papar Obama. ''Kita tidak akan biarkan diri kita tunduk pada ketakutan. Kita justru membawa harapan bagi rakyat kita, bangsa kita, dan masa depan yang lebih cerah,'' lanjutnya.

Dalam jumpa pers di Gedung Putih pada Jumat lalu (10/9), Obama juga mengecam ancaman pembakaran Alquran. Dia pun mengingatkan rakyat Amerika soal perdebatan panas atas rencana pembangunan masjid dan Islamic Center di dekat Ground Zero.

Dia menyatakan bahwa warga muslim memiliki hak yang sama dengan pemeluk agama lain untuk membangun tempat ibadah di dekat Ground Zero. Selanjutnya, Obama menyerukan toleransi di antara umat beragama di Amerika. ''Kita tidak berperang terhadap Islam,'' tegasnya.

Selain di Pentagon, peringatan 9/11 berlangsung di New York dan Shanksville, Pennsylvania. Acara mengheningkan cipta diadakan pukul 08.46 dan 09.03 waktu AS kemarin. Pada jam-jam itulah pesawat yang dibajak para teroris menghantam dan kemudian meruntuhkan menara utara serta selatan WTC, New York, sembilan tahun lalu.

Obama hadir dalam upacara dan mengheningkan cipta di Pentagon. Sang istri, First Lady Michelle Obama, mengikuti upacara peringatan di Shanksville, Pennsylvania. Sementara itu, Wapres Joseph Biden menghadiri upacara di Ground Zero bersama Wali Kota New York Michael Bloomberg.

Di Ground Zero, para keluarga korban membawa potret sanak saudara mereka yang tewas dalam teror 9/11. Setelah lagu kebangsaan dilantunkan, nama-nama para korban disebut satu per satu. Keluarga pun menitikkan air mata saat mengenang sanak saudara mereka.

''Kita datang (dalam peringatan ini) tidak untuk berduka cita, tapi mengenang dan membangun kembali (yang telah ditinggalkan para korban),'' kata Biden.

Peringatan di Ground Zero diwarnai unjuk rasa dua kelompok yang mendukung dan menentang pembangunan masjid dan Islamic Center. Pengunjuk rasa yang mendukung menyebutkan bahwa umat Islam di AS selama ini dianggap buruk karena serangan 9/11.

''Kami berdiri bersama untuk menolak stereotip itu,'' tegas Susan Lerner, direktur Common Cause New York. ''Kami menolak ide untuk membatasi keberadaan kelompok (beragama) tertentu di wilayah mana pun di kota ini,'' lanjutnya.

Para demonstran antimasjid, yang dipimpin kelompok ultrakonservatif, menyiapkan aksi besar-besaran kemarin. Beberapa di antaranya menuduh rencana pembangunan Islamic Center itu sebagai upaya menghormati para teroris 9/11. Mereka pun mendesak supaya umat Islam tidak diizinkan untuk membangun tempat ibadah di dekat Ground Zero.

Sementara itu, ancaman pendeta Terry Jones untuk membakar Alquran akhirnya tidak jadi dilaksanakan. Padahal, Jones yang tiba di New York Jumat malam telah melakukan kampanye untuk mencari dukungan.

Dalam wawancara di televisi NBC, Jones pada Jumat malam menyatakan bahwa gerejanya di Florida membatalkan rencana pembakaran Alquran. Jones hanya memiliki sekitar 50 jemaat atau pengikut di Florida. ''Tidak hari ini, tidak sekalipun,'' ujarnya dalam acara Today di stasiun televisi tersebut.

Jones tidak menjelaskan alasannya. Dia hanya menyatakan bahwa gerejanya tidak akan membakar Alquran. ''Kami merasa bahwa Tuhan meminta kami untuk menghentikan rencana tersebut,'' jawabnya kepada NBC. ''Pokoknya, tidak hari ini dan tidak akan pernah. Kami tidak akan kembali ke rencana itu. Rencana tersebut benar-benar dibatalkan,'' lanjutnya.

Dia mengungkapkan bahwa dirinya sengaja ke New York dengan harapan bisa bertemu dan berbicara dengan para tokoh Islamic Center. Kendati begitu, dia mengaku belum punya jadwal bertemu mereka.

Imam Feisal Abdul Rauf, tokoh yang memimpin pembangunan Islamic Center di Ground Zero, pada Jumat lalu menyatakan bahwa dirinya siap berbicara dengan siapa saja yang mendukung perdamaian. Tapi, dia menyatakan belum punya jadwal untuk bertemu Jones

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Related Post